Lebih dari 180 orang
penumpang Kapal Motor Sinar Bangun masih hilang di perairan Danau Toba, hal ini
menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan juga masyarakat Sumatera
Utara. Kejadian mengenaskan ini ditanggapi dengan ungkapan duka mendalam dari Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia Wilayah
Sumatera Utara.
"Kita prihatin
atas bencana kapal di Danau Toba. Sebuah kecelakaan yang mungkin bukan naas
tapi kelalaian. Bagaimana pemerintah daerah dan DPRD mengatur transportasi
angkutan air," demikian pernyataan Darwis Manurung, Ketua PGI Wilayah
Sumatera Utara yang dirilis oleh Tribun-Medan.com, Selasa (19/6/2018).
"Bagaimana mengontrol laik jalan dan perlengkapan keselamatan penumpang dan bagaimana petugas pelabuhan mengontrol jumlah penumpang sehingga tidak memaksakan penumpang, dan bagaimana Syahbandar memantau cuaca dan tingginya gelombang," demikian tambahnya.
Baca juga :
Terkait Serangan Bom Gereja Surabaya, PGI Ingatkan Tokoh Agama dan Elit Politik Soal Ini..
Belajar dari Kegagalan Kapal Titanik, Saat Menghadapi Gunung Es Tetaplah Fokus Pada Tuhan
Atas kelalaian
tersebut, Darwis meminta pejabat yang bersangkutan dengan kejadian tersebut
untuk mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung jawaban.
"Kalau seluruh
pemangku jabatan menjalankan fungsinya dengan baik dan tidak memanfaatkan
istilah aji mumpung, kecelakaan seperti itu bisa dihindari. Kalau para pemangku
jabatan tidak mampu menjalankan tugasnya ya mundur saja dan harus bertanggung
jawab atas semua kerugian yang di alami penumpang," demikian tegas Darwin.
Ia pun tak lupa
menyampaikan doa bagi para penumpang yang belum ditemukan dan juga untuk
seluruh keluarga korban, “Kami berdoa untuk leluarga yang berduka kiranya
dikuatkan oleh Tuhan.”
Seperti yang
diungkapkan oleh Darwin, kecelakaan Kapal Motor Sinar Bangun adalah bentuk
kelalain. Pasalnya kapal tersebut tidak memiliki Surat Izin Berlayar (SIB) dan
tidak memiliki manifes penumpang. Pada hal keduanya adalah syarat utama untuk
operasional kapal. Tidak hanya itu, kapasitas kapal tersebut diperkirakan hanya 43
orang saja, namun mengangkut hingga 200an orang, sehingga kelebihan kapasitas.